Kata Music/ Musik berasal dari kata Yunani: MOUSIKÊ. Dalam Bahasa Ibrani mengenal istilah MIZMOR yang artinya: nyanyian/ mazmur. Kumpulan Nyanyian-nyanyian ini ditulis dalam 'Kitab Mazmur' . Kata MOUSIKÊ diadopsi oleh banyak bahasa-bahasa lain, bahasa Inggris, dan Indonesia di antaranya, menjadi music/ musik.
Walaupun tidak selalu menggunakan musik saat memuji dan menyembah Tuhan, namun musik memiliki peranan yang besar dalam pujian dan penyembahan. Allah mencintai musik dan di sekeliling diri-Nya penuh dengan pujian (Wahyu 4:8-11).
Musik adalah salah satu karunia Allah yang dapat digunakan manusia untuk memberikan pujian dan ucapan syukur kepada Penciptanya dan juga untuk menyatakan emosi, perasaan sedih dan senang. Menyanyi khususnya menonjol dalam ibadat kepada Allah, tetapi musik instrumental juga telah memainkan peranan yang penting. Musik tidak saja berfungsi untuk mengiringi para vokalis, tetapi juga untuk memperindah nyanyian mereka. Jadi, tidak mengherankan bahwa dari awal sampai akhir, Alkitab banyak sekali mengulas peranan musik vokal dan musik instrumental dalam ibadah sejati dan kegiatan lainnya.
Keterangan pertama dalam Alkitab sehubungan dengan musik adalah sebelum Air Bah, pada generasi ketujuh setelah Adam, yaitu sosok Yubal yang menjadi leluhur semua orang yang mempergunakan kecapi dan seruling (Kejadian 4:21). Bisa jadi, ayat itu menjelaskan penemuan alat-alat musik yang pertama atau mungkin bahkan terbentuknya suatu profesi dalam bidang musik.
Penggunaan nyanyian dalam penyembahan mulai dari orang Ibrani, berabad-abad sebelum nyanyian-nyanyian Yunani ditulis. Nyanyian-nyanyian penyembahan orang Ibrani yang paling tua timbul dari perasaan keagamaan terhadap Allah pada saat-saat yang penting. Misalnya, pertama kalinya musik cerita dicatat ialah pada waktu Miryam, kakak perempuan Musa, bernyanyi dengan sukacita setelah orang Yahudi luput dari tentara Firaun (Keluaran 15:19-21). Banyak Mazmur adalah mengisahkan kehidupan (nyanyian cerita) .
Orang Ibrani tidak memakai lagu-lagu yang berbelit-belit untuk syair-syair kepahlawanan mereka. Jarak tingkat nada lagu-lagu mereka mungkin tidak besar, dan mereka lebih suka menggunakan alat-alat irama (perkusi) daripada alat-alat melodi seperti kecapi, gambus, dll. Namun demikian keterampilan dalam memainkan alat-alat musik melodi sangat diapresiasi, sebagaimana Raja Daud dikenal kecakapannya bermain musik.
Lagu Mazmur dan nyanyian cerita lainnya sangat terkenal pada masanya, dan mungkin bait-baitnya dinyanyikan oleh paduan suara. Mereka menganggap nyanyian-nyanyian cerita kisah kehidupan ini sebagai bagian yang penting dari ibadah mereka, dan mengingat akan Allah Sang Penciptanya. Musik mereka terbit dari jiwa suatu bangsa yang kehidupan kesehariannya diperintahkan secara keagamaan sejak pada zaman Musa, Daud, dan seterusnya.
Alat musik pada zaman Alkitab bisa dibagi menjadi tiga kategori dasar: alat musik bersenar, misalnya harpa, lira (1), dan kecapi (2); alat musik tiup, misalnya tanduk, atau syofar (3), trompet (4), dan seruling yang disukai banyak orang (5); alat musik perkusi, misalnya rebana (6), kelentung (7), simbal (8), dan giring-giring (9). Para pemain musik menggunakan alat-alat ini untuk mengiringi nyanyian yang puitis dan tarian yang bersemangat. (1 Samuel 18:6, 7) Yang terpenting, mereka menggunakannya dalam ibadat kepada Allah yang telah menganugerahkan karunia musik. (1 Tawarikh 15:16)***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar