Orang-orang Kristen mula-mula menyalin hasil tulisan para penulis pertama itu dan menyebarkannya. Naskah itu kemudian disalin lagi dan disebarkan lagi. Demikian seterusnya. Maka kita menemukan banyak sekali naskah Perjanjian Baru tersebar di banyak sekali tempat!
Ketika gereja semakin tersebar, dirasakan perlu adanya terjemahan Alkitab di dalam bahasa-bahasa lain. Salah satu terjemahan yang paling terkenal waktu itu adalah Vulgate (bahasa Latin).
Pada abad ke 16, setelah penemuan mesin cetak, seorang bernama Erasmus memutuskan untuk menerbitkan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani (waktu itu naskah yang dipakai secara luas adalah Vulgate - Bahasa latin). Tetapi, dia tidak bisa menemukan naskah kuno yang berisi lengkap seluruh Perjanjian Baru.
Maka dia menggunakan dua naskah bahasa Yunani yang adalah salinan dari abad 12 Hasil akhir karya Erasmus adalah Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani yang disebut Textus Receptus (Received Text).
Textus Receptus kemudian direvisi lagi oleh Robertus Stephanus (sampai 4 edisi) dan Theodore Beza (sampai 9 edisi). Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani yang disebut Textus Receptus inilah yang digunakan untuk diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi Alkitab KJV.
Setelah Textus Receptus, ada ribuan naskah Yunani lain yang ditemukan yang jauh lebih tua. Naskah-naskah itu dikumpulkan, diteliti, dibandingkan, dengan berbagai cara. Kemudian para ahli merekonstruksi naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani yang mendekati aslinya.
Sekarang ini, teks Perjanjian Baru bahasa Yunani yang standar diterima adalah Nestle-Aland Greek New Testament (sekarang edisi ke-28) atau juga disebut United Bible Societies Greek New Testament. Alkitab bahasa Inggris versi modern, termasuk NIV, diterjemahkan dari naskah hasil rekonstruksi ini.***
0 komentar:
Posting Komentar